
Seorang pria berinisial EH, warga Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, ditangkap polisi setelah terlibat dalam kasus penipuan dan penggelapan sepeda motor. Kasus ini terjadi pada Kamis, 17 Oktober 2024 lalu, sekitar pukul 21.00 WIB, di daerah Pancas, RT 2/RW 2 Manding, Kecamatan Temanggung.
Kronologi kejadian bermula ketika korban yang bernama Eni Setani hendak menjual sepeda motor Honda Scoopy miliknya, dijanjikan oleh tersangka untuk ditukarkan dengan motor jenis CRF. Namun, setelah motor CRF dibeli oleh tersangka, anak korban tidak menyukai motor tersebut dan meminta agar ditukarkan dengan motor NMax.
Menurut Kasat Reskrim Polres Temanggung, AKP Didik Tri Wibowo, Tersangka EH kemudian menjual motor CRF seharga Rp18 juta, dengan janji bahwa uang tersebut akan digunakan untuk membeli motor NMax yang diinginkan korban.
Namun, hingga saat ini motor tersebut tidak pernah diberikan kepada korban, dan uang hasil penjualan motor CRF sepenuhnya digunakan oleh tersangka untuk kepentingan pribadinya.
Dalam aksi penipuan ini, tersangka juga meminta kepada korban untuk menyerahkan uang sisa penjualan motor CRF sebesar Rp3 juta sebagai uang muka pembelian motor NMax. Namun, janji tersebut tidak pernah terealisasi.
Menurut Didik, tersangka EH memiliki catatan kriminal sebelumnya. Tersangka pernah berurusan dengan hukum terkait perkara penggelapan di Polres Kota Magelang dan menjalani hukuman penjara selama 12 bulan. “Tersangka merupakan residivis dalam kasus serupa,” ujar Didik, (26/12).
Polisi kini juga masih melakukan pencarian terhadap orang yang membeli motor Scoopy tersebut melalui media sosial Facebook yang berada di Semarang.
Tersangka dijerat dengan Pasal 378 dan atau Pasal 373 KUHPidana tentang tindak pidana penipuan dan penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.

JAKARTA – Kent Lisandi (35), seorang pria asal Bandung, Jawa Barat telah menjadi korban dugaan penipuan dari oknum yang tak bertanggung jawab, hingga menderita kerugian mencapai sebesar Rp30 miliar. Kent melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Kuasa hukum Kent, Benny Wullur, mengungkapkan kronologi dugaan penipuan jual beli handphone tersebut.
“Klien saya ini mempunyai dana itu sebenarnya untuk modal usaha dan dana tersebut berasal dari dana patungan dari teman-temannya yang percaya kepada dirinya sehingga terkumpul Rp30 miliar,” ujar Benny, Jumat (27/12/2024).
Dia mengatakan, pelaku dugaan penipuan tersebut berinisal RS, yang didukung oleh AS. Dimana pelaku dan korban baru saling mengenal.
“Sebenarnya klien saya ini sama RS baru kenal tetapi menjadi percaya karena adanya rayuan dari AS dan klien saya ini dijanjikan adanya keuntungan bisnis transaksi jual beli handphone,”ungkap Benny.
“Dana sebesar Rp30 miliar tersebut itu hanya untuk show off (diperlihatkan) saja dan dijanjikan dana tersebut akan aman atau tidak akan dipakai sepeser pun atau di transaksikan lagi,” sambung Benny.
Dijelaskan Benny, perjanjian transaksi Rp30 miliar tersebut tertulis dalam surat perjanjian dan ada surat pernyataan dari AS.
“Kent akhirnya menyerahkan dana tersebut yang dilakukan secara bertahap sampai terkumpul Rp30 miliar pada tanggal 11 November 2024, dengan janji pada tanggal 25 November 2024 dana tersebut bisa ditarik atau dikembalikan lagi semuanya dengan mengunakan cek dan cek tersebut ditolak. Kenyataannya bisnis handphone tidak pernah ada terjadi,”ungkapnya.
Kent Lisandi akhirnya membuat ke Polres Jakarta pusat pada tanggal 30 November 2024 dengan nomor laporan : LP/B/2684/XI/2024/SPKT/POLRES METRO JAKPUS/POLDA METRO JAYA.
“Dan kami mendapat kabar, bahwa pada tanggal 19 Desember 2024, RS telah menjadi tersangka,” tutup Benny.

MATARAM–Sepanjang 2024 terjadi peningkatan signifikan dalam pengungkapan kasus narkoba di NTB.
Dalam konferensi pers akhir tahun 2024 yang diadakan pada Jumat (27/12/2024) pagi, di Lapangan Bhara Daksa Mapolda NTB, Kabid Humas Polda NTB AKBP Kholid menyampaikan bahwa total barang bukti narkotika yang disita mencapai 87 kg mencakup 40 kg sabu, 47 kg ganja, dan 6.256 butir ekstasi.
“Data ini menunjukkan komitmen Polda NTB dalam meningkatkan penegakan hukum dan kepercayaan masyarakat. Penyelesaian kasus naik berkat upaya intensif seluruh jajaran kepolisian,” ujar AKBP Kholid.
Terkait kasus menonjol, jumlahnya menurun sebesar 44 persen dibandingkan tahun 2023.
“Namun, beberapa wilayah seperti Polres tertentu mencatatkan peningkatan. Untuk kasus pencurian dengan kekerasan (curas), waktu rawan adalah pukul 18.00 hingga 20.59, dengan jalan umum sebagai lokasi dominan,” ungkapnya.
Di sisi lain, kecelakaan lalu lintas juga menunjukkan peningkatan sebesar 15,36 persen dengan 304 korban meninggal dunia sepanjang tahun 2024.
“Kami terus berupaya menekan angka kecelakaan melalui edukasi keselamatan berkendara,” ucapnya.
Selain itu, program ketahanan pangan juga menjadi prioritas, dengan 257 hektare lahan yang telah dikelola untuk pertanian, peternakan, dan perikanan, demi mendukung kesejahteraan masyarakat NTB.
“Laporan akhir tahun tersebut sekaligus menunjukkan kinerja kepolisian sepanjang tahun 2024, yang diharapkan terus membaik pada tahun mendatang,” pungkasnya.
2024.12.27 Pakai Struk Editan, Pasutri di Gowa Tipu Puluhan Pedagang Kecil hingga Jutaan

GOWA – Tim Jatanras, Resmob Polres Gowa mengamankan pasangan suami istri (pasutri) yang kerap melakukan aksi penipuan pembayaran non tunai struk palsu terhadap pedagang kecil di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.
Kedua pelaku itu adalah Anwar (30) dan Farida (27). Aksi pelaku terakhir dilakukan di Romang Polong, Kecamatan Somba, Gowa pada hari Rabu tanggal 25 yang lalu.
Kemudian pihak kepolisian menerima laporan salahsatu korban penipuan modus bayar non tunai pakai struk palsu, polisi lalu lakukan penyelidikan dan menangkap kedua pelaku. Pasutri ini diamankan di Kota Makassar. Lalu dibawa ke Polres Gowa untuk dilakukan pemeriksaan.
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar menjelaskan, pelaku ini menipu para pedagang kecil. Modus kedua pelaku menggunkan struk palsu yang sudah diedit diaplikasi untuk membayar. Pelaku kadang ambil beras, telur dan bawang merah milik pedagang.
“Pelaku ini menjual kembali barangnya itu. Dan sasaran pelaku adalah pedagang kecil. Kalau di wilayah Gowa sendiri itu ada 10 TKP. Belum yang daerah lain. Karena pengakuan pelaku ini juga kerap melakukan aksinya di Makassar,” ungkap Bahtiar, Jumat 27 Desember 2024.
Lebih lanjut Bahtiar, pelaku pasangan suami istri ini juga menggunakan narkoba jenis sabu. Sebab pada saat diamankan dilakukan tes urin. Ternyata keduanya positif menggunakan Narkoba.
“Setelah kami lakukan tes urin, keduanya positif, hasil penipuannya juga digunakan membeli sabu. Selain itu mereka juga menggunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” papar Bahtiar.
Modus Operandi Menurut Pengakuan Pelaku
Kedua pelaku keliling menggunakan mobil, lalu mencari target yang tepat. Setelah target didapat, Anwar menunggu di mobil. Lalu Farida masuk ke kios menanyakan harga barang kepada pemilik kios.
Setelah harga disepakati, Farida lalu berdalih ingin membayar non tunai dengan alasan tidak punya uang cash. Pelaku Farida pun meminta nomor rekening untuk transaksi pembayaran. Kemudian nomor rekening lengkap dengan nama penerima pemilik kios itu dikirim ke suaminya yang sedang menunggu dimobil.
“Nomor rekening itu dikirim ke saya, baru saya yang edit, lalu saya kirim kembali ke istriku sebagai bukti transfer. Padahal itu struk palsu yang saya edit sendiri,” kata Anwar kepada Radarselatan.fajar.co.id, Jumat 27 Desember dini hari.
Selanjutnya, pelaku mengambil barang yang sudah dibayar melalui bukti transfer struk palsu. Kemudian diangkat ke mobil untuk dijual kembali. Hasil penjualannya sebagian dipakai beli narkoba untuk dikonsumsi bersama.
“Barang itu saya muat di mobil baru saya bawa pulang untuk saya jual kembali, sebagian uangnya itu saya belanja untuk kebutuhan sehari. Sisanya saya pakai beli narkoba. Penipuan ini sudah satu tahun saya lakukan di Makassar dan daerah Kabupaten Gowa,” demikian pengakuan Anwar.
Atas kejadian tersebut, Kasat Reskrim Polres Gowa mengimbau kepada para pedagang agar lebih hati-hati kalau melakukan transaksi pembayar non tunai.
“Kami imbau kepada pedagang agar hati-hati modus penipuan pembayaran non tunai, periksa dulu baik-baik dan pastikan uangnya sudah masuk. Barulah barangnya diserahkan,” tutup Bahtiar
2024.12.26 Bisnis Skincare di Pasuruan Berujung Penipuan, Member Ngaku Rugi Ratusan Juta

Pasuruan,- Sejumlah orang yang mengaku menjadi anggota produk Kim Farm Beauty melaporkan dugaan penipuan ke Polres Pasuruan Kota Kamis (26/12/2024) sore.
Para korban mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat skema investasi yang ditawarkan pihak pengelola atau Owner.
Salah satu korban, Arifiyanti (39), menjelaskan bahwa awalnya ia hanya membeli produk dan menjadi member skincare tersebut. Setelah itu, ia dimasukkan ke dalam grup WhatsApp untuk berkomunikasi terkait produk.
Namun, perlahan perempuan asal Surabaya ini digiring untuk mengikuti skema investasi dengan janji keuntungan yang menggiurkan.
“Awalnya hanya membeli produk dan ikut jadi member. Lalu dimasukkan ke grup WhatsApp, setiap hari mereka menawarkan jalan untuk deposit dengan profit yang besar. Setelah itu, kami digiring untuk ikut deposit tersebut,” aku Arifiyanti.
Ia menambahkan, sistem investasi yang ditawarkan disebut dengan istilah ‘dep dep’. Dalam hal ini, member diminta untuk menyetorkan uang dengan janji keuntungan yang berlipat. Setiap slot deposit memiliki tingkat profit berbeda-beda.
“Istilahnya deposit itu memakai nama dep dep. Untuk profitnya, setiap slot itu berbeda-beda. Ada yang Rp 1 juta dapat profit Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu, bahkan ada yang menjanjikan keuntungan hingga lima kali lipat dari deposit,” jelasnya.
Namun, janji manis tersebut tak kunjung terealisasi. Arifiyanti mengaku telah menyetorkan uang hingga Rp 93 juta dalam kurun waktu satu bulan, dengan setoran awal sebesar Rp 3 juta.
Meski sudah mengeluarkan dana besar, ia belum menerima keuntungan sedikit pun. Merasa ditipu, ia dan member yang lain pun laporan ke pihak berwajib.
“Iming-imingnya seperti itu. Untuk angkatan saya yang menjadi korban sebanyak 54 orang. Minimal yang kena tipu Rp 30 juta hingga di atas Rp 100 juta,” ungkapnya.
Korban lain, Ahmad Madanil Ilmi, warga Banyuwangi, mengaku mengalami kerugian yang jauh lebih besar, yakni Rp 267 juta. Ia tertarik untuk bergabung karena janji keuntungan yang besar.
“Saya ikut investasi karena iming-iming Rp 1 juta dapat Rp 200 ribu. Kebetulan saat itu saya punya tanggungan, jadi saya pikir investasi ini bisa membantu menutup tanggungan saya,” papar Ahmad.
Namun, uang yang disetorkan justru dikabarkan dihanguskan. Hingga kini, Ahmad mengaku tidak ada kepastian dari pihak Kim Farm Beauty terkait dana yang telah disetorkan.
“Dari sana tidak ada kepastian, dan menurut informasi uangnya dihanguskan. Makanya saya melaporkan ini,” ungkap Ahmad.
Sosok yang dilaporkan dalam kasus ini adalah seorang wanita warga Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, berinisial IM.
Berdasarkan informasi yang didapatkan para korban, IM yang diduga pemilik Kim Farm Beauty masih aktif di media sosial, khususnya TikTok.
Bahkan, IM sempat membuat pernyataan menantang dan menyebut dirinya tidak takut menghadapi 1.000 pengacara.
2024.12.26 Polres Lombok Barat Ungkap Jaringan Narkoba di Labuapi dan Praya Barat

GIRI MENANG–Satresnarkoba Polres Lombok Barat, Polda NTB, berhasil mengungkap jaringan peredaran narkotika jenis sabu yang beroperasi di wilayah Kecamatan Labuapi dan Praya Barat.
Dalam operasi ini, dua pelaku berinisial EA alias A dan N alias W ditangkap beserta barang bukti sabu, alat isap, dan HP.
“Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat tentang aktivitas mencurigakan pada sebuah perumahan di Desa Labuapi. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, tim langsung bergerak melakukan penangkapan terhadap pelaku EA alias A,” ujar Kasat Resnarkoba Polres Lombok Barat, AKP I Nyoman Mahardika, Kamis (26/12/2024).
Penangkapan pertama dilakukan pada Selasa (17/12/2024), pukul 18.15 WITA, di pinggir jalan sebuah Perumahan di Desa Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Dalam penggeledahan terhadap EA alias A, ditemukan satu klip plastik transparan berisi sabu.
Dari hasil interogasi, diketahui bahwa EA mendapatkan sabu tersebut dari pelaku lain berinisial N alias W, yang tinggal di sebuah rumah kos di Desa Prapen, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.
Berdasarkan informasi ini, tim melakukan pengembangan ke lokasi dimaksud. Pada pukul 20.15 WITA, pelaku N alias W berhasil ditangkap di kamar kosnya.
“Di lokasi ini, kami menemukan alat-alat yang digunakan untuk mengonsumsi sabu, termasuk bong, pipa kaca, dan sejumlah plastik klip kosong,” tambahnya.
Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap modus operandi para pelaku. EA alias A mengaku membeli sabu dari N alias W seharga Rp300.000 untuk dijual kembali seharga Rp500.000.
Sementara itu, N alias W mendapatkan pasokan sabu dari seseorang berinisial M melalui metode transaksi “ranjau”.
Dalam modus ini, barang haram tersebut ditinggalkan di lokasi tertentu yang telah disepakati sebelumnya.
“Hasil tes urine menunjukkan kedua pelaku positif mengonsumsi narkotika golongan I jenis sabu/metamfetamin. Ini memperkuat dugaan bahwa selain sebagai pengedar, mereka juga merupakan pengguna,” jelas AKP Nyoman.
Dalam pengungkapan kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti. Antara lain narkotika jenis sabu dengan berat bruto 2,23 gram.
Dua unit ponsel android milik pelaku, kemudian peralatan isap sabu (bong), pipa kaca, dan korek api yang telah dimodifikasi. Serta beberapa plastik klip transparan kosong.
Kedua pelaku dijerat dengan sejumlah pasal dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Pasal 112 Ayat (1): Kepemilikan narkotika tanpa hak, dengan ancaman penjara 4-12 tahun dan denda hingga Rp8 miliar.
Pasal 114 Ayat (1): Perdagangan narkotika, dengan ancaman penjara 5-20 tahun atau seumur hidup, serta denda hingga Rp10 miliar.
Pasal 127 Ayat (1): Penyalahgunaan narkotika untuk diri sendiri, dengan ancaman penjara hingga 4 tahun.
“Saat ini, kedua pelaku sedang menjalani proses penyidikan lebih lanjut di Polres Lombok Barat,” ujarnya.
Polisi juga masih memburu pelaku lain, termasuk M, yang diduga sebagai pemasok utama dalam jaringan ini.
2024.12.26 2 Karyawan Bank BUMN di Lebak Ditahan, Dana Kredit Dipakai untuk Judi “Online”

LEBAK– Kejaksaan Negeri (Kejari) Lebak menahan dua karyawan bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kabupaten Lebak, Banten, yang diduga menyalahgunakan dana kredit untuk kepentingan pribadi, termasuk judi online.
Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Lebak, Irfano Rukmana Rachim, menjelaskan kedua tersangka, berinisial IT dan KH, merupakan petugas kredit (mantri bank) dan kepala unit Bank BUMN Unit Cipanas.
“Tim penyidik sudah melakukan penahanan terhadap dua tersangka terkait dugaan penyimpangan penyaluran kredit,” kata Irfano di Kantor Kejari Lebak, Kamis (26/12/2024).
Penyalahgunaan Data Nasabah
Irfano menjelaskan, kedua tersangka menyalahgunakan data nasabah untuk meminjam dana kredit. Setelah uang cair, dana tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi.
“Prakteknya, kalau istilah perbankannya itu kredit topengan dan kredit kempilan. Jadi, menggunakan nama-nama dan data nasabah, tetapi uangnya digunakan oleh para mantri,” jelasnya.
Sejak beroperasi pada 2021, tindakan mereka mengakibatkan kerugian bank hingga Rp 1,029 miliar.
Uang untuk Judi Online
Berdasarkan keterangan tersangka, sebagian besar uang tersebut digunakan untuk berjudi online.
“Berdasarkan keterangan yang kami peroleh, uangnya digunakan untuk judi online,” ujar Irfano.
Atas perbuatannya, keduanya dijerat Pasal 2 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) jo. Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), atau Pasal 3 UU Tipikor, dengan ancaman hukuman penjara minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun.
Jamin Nasabah Tidak Dirugikan
Sementara itu, perwakilan bank BUMN yang dikonfirmasi Kompas.com secara terpisah menyatakan, pihaknya telah menangani kasus ini dengan melaporkan tersangka ke aparat hukum dan melakukan pemecatan.
“Tidak ada nasabah yang dirugikan,” kata dia, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis.

JAKARTA – Fenomena judi online (judol) di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Selain merusak mental generasi muda, judol dapat menyebabkan kemiskinan baru dan meningkatnya kriminalitas di tengah masyarakat.
Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB, Ahmad Athoillah, menegaskan bahwa adiksi judi online memicu kerugian finansial dan degradasi karakter bangsa.
“Judi online tidak hanya soal kerugian finansial, tapi juga merusak mental dan karakter. Generasi muda yang seharusnya produktif malah terjebak dalam harapan palsu untuk cepat kaya melalui judi. Ini masalah besar bagi pembangunan karakter bangsa,” ujarnya, Kamis (26/12/2024).
Gus Athoillah — panggilan akrabnya –mengungkapkan terdapat sekitar 8,8 juta pemain judi online di Indonesia pada tahun 2024, di mana 80 persen di antaranya adalah anak muda dari lapisan masyarakat bawah.
Kasus tragis yang baru-baru ini terjadi di Padang Pariaman semakin mempertegas dampak destruktif judi online. Seorang ayah tiri, BND (33), tega menganiaya anak tirinya yang masih berusia dua tahun karena frustrasi setelah kalah berjudi. Penganiayaan tersebut menyebabkan korban mengalami patah tulang paha dan luka lebam.
Gus Athoillah menambahkan, adiksi judi online juga menyuburkan pola hidup instan yang menjauhkan generasi muda dari produktivitas.
“Generasi muda seharusnya diarahkan pada pendidikan, keterampilan, dan kewirausahaan. Tapi dengan adanya judi online, mereka malah diarahkan pada kebiasaan hidup instan,” katanya.
2024.12.25 Ayah Tiri Aniaya Balita di Padang Pariaman Akibat Kalah Judi Online
Judi online kembali menjadi sorotan sebagai penyebab tindak kriminal.
Kali ini, seorang ayah tiri, BND (33), tega menganiaya anak tirinya yang masih berusia dua tahun karena kalah bermain judi online. Peristiwa tragis itu terjadi pada Senin (23/12/2024).
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, menjelaskan bahwa akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami patah tulang paha dan luka lebam di bagian dada.
“Ibu korban ini meninggalkan anaknya untuk membeli kebutuhan harian ke pasar. Sedangkan suaminya sedang main game yang ternyata setelah kita usut adalah judi online,” ungkap AKBP Ahmad Faisol Amir pada Selasa (24/12/2024).
Saat tersangka sedang bermain judi online, anak tirinya menangis. Hal itu memicu kemarahan tersangka.
“Jadi pelaku ini mencoba mendiamkan bayi itu dengan menginjak paha kiri korban sebanyak enam kali,” ujar Kapolres.
Tangisan korban yang semakin keras membuat tersangka semakin beringas.
“Pelaku malah makin menganiaya korban supaya diam,” lanjutnya.
Ketika ibu korban pulang dari pasar, tersangka sempat menggendong korban untuk diserahkan kepadanya. Namun sebelum itu, pelaku menarik kaki korban yang sebelumnya diinjak sebanyak enam kali.
“Akibat tindakan tersebut, korban mengalami patah tulang di paha kiri, sesak napas, dan luka lebam di dada, sesuai hasil pemeriksaan dokter,” terang AKBP Ahmad Faisol Amir.
Pernikahan M, ibu korban dan tersangka baru dilakukan pada November 2024. M menyebut penganiayaan serupa ini baru pertama dilakukan tersangka, selama pernikahan mereka berlangsung selama sebulan.
“Saat kejadian itu saya menitipkan dua anak saya padanya, tapi anak saya yang pertama belum berani buka suara atas kejadian yang menimpa adiknya (anak kedua Melissa),” ujarnya.
Pelaku positif menggunakan sabu
Selain kalah judi, pengaruh narkoba diduga memperburuk emosi tersangka. Setelah ditangkap, pihak kepolisian memeriksa urine pelaku dan hasilnya positif menggunakan sabu.
“Saat kami amankan di rumah, kami menemukan alat hisap sabu (bong). Kondisinya siap digunakan,” ujar Kapolres.
Menurut Kapolres, pelaku mengonsumsi sabu sehari sebelum kejadian. “Pengaruh narkotika membuat tersangka kurang tidur sehingga emosinya tidak stabil dan melakukan kekerasan,” jelasnya.
Kini, pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan di Polres Padang Pariaman untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

2024.12.23 Kesal Tak Diberi Uang Untuk Judi Online, Suami Tikam Istri di Muratara
MURATARA – Seorang suami berinisial Rangga Saputra (33) ditangkap setelah menikam istrinya, TD (26), akibat kesal tidak diberikan uang untuk bermain judi online.
Peristiwa tersebut terjadi di rumah mereka di Desa Maur, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan, Minggu (22/12/2024).
Kasat Reskrim Polres Muratara, AKP Sopian Hadi mengungkapkan, kejadian bermula ketika Rangga meminta uang kepada TD untuk bermain judi.
Permintaan tersebut ditolak, dan TD memarahi suaminya.
“Saat itu korban sedang memasak, suaminya meminta uang tidak dikasih karena sering bermain judi. Karena tidak terima dimarahi korban, pelaku langsung mengambil pisau dan menusuk istrinya satu kali di bagian pinggang,” kata Sopian, Senin (23/12/2024).
Setelah menikam istrinya, Rangga melarikan diri ke rumah kerabatnya.
Tidak lama kemudian, ia diserahkan kepada Kepala Dusun Desa Bingin Rupit sebelum akhirnya dijemput pihak kepolisian.
“Dari hasil pemeriksaan, pelaku juga merupakan seorang residivis atas kasus pencurian dengan kekerasan (curas). Motif penganiayaan ini diduga karena pelaku kesal tidak diberi uang untuk bermain judi,” tutur Kasat Reskrim.
Atas perbuatannya, Rangga dikenakan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman penjara selama lima tahun.
Selain itu, barang bukti berupa pisau yang digunakan pelaku juga telah disita.
“Saat ini pelaku masih dalam proses pemeriksaan,” jelas AKP Sopian.
发表回复